Materi Sosiolingustik



Sosiolinguistik adalah kajian interdisipliner yang mempelajari pengaruh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.

Sosiolinguistik menurut beberapa ahli antara lain:
·         Salah satu teori sosiolinguistik yang bisa dipakai sebagai rujukan adalah teori dari Nababan, bahwa pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut Sosiolinguistik oleh Nababan, tahun 1984 dalam Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
·         Menurut Abdul Caher, Sosiolinguistik ialah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya dalam masyarakat. Didalam bukunya Abdul Chaer juga menyatakan bahwa apa yang dibicarakan dalam sosiolinguistik ialah pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, berbagai akibar dari adanya kontak dua bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu. (Abdul Chaer, tahun 1994 dalam Linguistik Umum.)
·         Sosiolinguistik yang menurut sejumlah ahli (Wardaugh, 1985, Holmes 1995) adalah cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi antara perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan faktor-faktor sosiokulturalpertuturannya, tentu saja mengasumsikan pentingnya pengetahuan dasar-dasar linguistik degan berbagai cabangnya, seperti: fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik edalam mengidentifikasikan, dan menjelaskan fenomena-fenoma yang menjadi objek kajiannya, yakni bahasa dengan berbagai variasi sosial atau regionalnya.

1.     Pengertian Sosiolinguistik
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia didalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada didalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan memperlajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing didalam masyarakat.
Sedangkan lingustik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajian. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu didalam masyarakat.
De Saussure (1916) pada awal abad ke-20 ini telah menyebutkan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga kemasyarakatan, yang sama dengan lembaga kemasyarakatan lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya. Kemudian pada pertengahan abad ini para pakar, di bidang bahasa merasa perlu adanya perhatian yang lebih terhadap dimensi kemasyarakatan bahasa. Karena ternyata dimensi kemasyarakatan bukan hanya memberi “makna” kepada bahasa, tetepi juga menyebabkan terjadinya ragam-ragam bahasa. Lalu, dilihat dari sudut lain, ragam-ragam bahasa ini bukan hanya dapat menunjukan adanya perbedaan sosial dalam masyarakat, tetapi juga memberikan indeksi mengenai situasi berbahasa, dan mencerminkan tujuannya, topik, kaidah, dan modus-modus penggunaan bahasa.
Pakar lain, Carlles Morris, dalam bukunya Sign, Language and Behaviour 1946 (membicarakan bahasa sebagai sistem lambang, membedakan adanya tiga macam kajian bahasa berkenaan dengan fokus perhatian yang diberikan. Jika perhatian difokuskan pada hubungan antara lambang dengan maknanya disebut semantik, jika fokus perhatian diarahkan pada hubungan lambang disebut sintaktik, dan kalau fokus perhatian diarahkan pada hubungan antara  lambang dengan para menuturnya disebut pragmatik.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi didalam masyarakat manusia. Beberapa rumusan mengenai sosiolingistik dari beberapa pakar sebagai berikut :
1.       Sosiolingistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para bangsawan dengan cirri fungsi variasi bahasa itu dalam satu suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978:84)
2.       Pengkajian bahasa dan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolingistik (Nababan 1984:2)
3.       Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J.A. Fishman 1972:4)
Kajian sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Jadi, sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakain bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal balik dengan bahasa atau dialeg.
Sebagai tambahan, istilah sosiolonguistik itu sendiri baru muncul pada tahun 1992 dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian mengenai hubungan antara perilaku ujaran dengan status social (Dittmar 1976;127).

B.     Masalah-Masalah Sosiolinguistik
Konverensi sosiolinguistik yang pertama berlangsung di University of California, Los Angels, tahun 1964 telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiolinguistik. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik adalah;
1.       Identitas sosial dari penutur
2.       Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proser komunikasi
3.       Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4.       Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
5.       Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran
6.       Tingkatan variasi dan ragam linguistik
7.       Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik
Identitas sosial dari penutur adalah antara lain dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka identitas penutur dapat berupa anggota keluarga, dapat berupa teman karib, dan sebagainya.
Identitas sosial dari pendengar tentu harus dilihat dari pihak penutur.maka identitas pendengar itupun dapat berupa anggota keluarga dan sebagainya. Identitas pendengar atau para pendengar juga akan mempengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga didalam sebuah rumah tangga, didalam masjid, dilapangan sepakbola, diruang kuliah, dan diperpustakaan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula mempengaruhi pilihan kode dan gaya dalam bertutur.
Analisis Diakronik dan Sinkronik dari dialeg-dialeg sosial berupa deskripsi pola-pola dialeg sosial itu, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa yang tidak terbatas. Dialeg sosial ini digunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu didalam masyarakat.
Penilaian sosial yang berbeda olah penutur terhadap bentuk-bentuk prilaku ujaran. Maksudnya, setiap penutur tentunya mempunyai kelas sosial tertentu dalam masyarakat. Berdasarkan kelas sosialnya itu mempunyai penilaian sendiri, yang tentunya sama, atau jika berbeda, tidak akan terlalu jauh dari kelas sosialnya, terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
Tingkatan variasi atau linguistik, maksudnya bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial, dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi.
Dimensi terakhir, yakni penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik merupakan topik yang membicarakan kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat.

C.     Kegunaan Sosiolinguistik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Pertama-tama pengetahuan sosiolinguistik dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinterakasi.
Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukan bahasa, ragam bahasa, atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika berbicara dengan orang tertentu.
Sosiolinguistik juga akan menunujukan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada didalam mesjid, diruang perpustakaan, dan ditaman.